Artikel
-
Al Qur'an Al Karim
Artikel: 566, Kategori: 4 -
Akidah
Artikel: 44, Kategori: 5 -
Rasulullah & Ahlulbait
Artikel: 345, Kategori: 15 -
Hadits & Ilmu Hadits
Artikel: 7, Kategori: 4 -
Fiqih & Ushul Fiqih
Artikel: 19, Kategori: 2 -
Sejarah & Biografi
Artikel: 98, Kategori: 3 -
Bahasa & Sastra
Artikel: 12, Kategori: 2 -
Keluarga & Masyarakat
Artikel: 1774, Kategori: 3 -
Akhlak & Doa
Artikel: 244, Kategori: 3 -
Filsafat & Irfan
Artikel: 301
Kata Nabi (Saw): Mereka Adalah Saudara-saudaraku
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Habib ALi Umar ALhabsyi
Jadi, Umat Islam yang beriman kepada Baginda Nabi saw di akhir zaman itu sebenarnya berpeluang menjadi Ikhwâni yang dirindukan Baginda Nabi saw.
Mengapa Hegemoni Global Khawatir Masyarakat Memperhatikan Penyelamat Akhir Zaman?
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- soleh lapadi
Keengganan para hegemonik dan kapitalis terhadap narasi penyelamat akhir zaman bukan hanya respons ekonomi, tetapi juga respons ideologis dan strategis.
Mahdi dan Al Masih; Dua Wajah dari Satu Kebenaran Ilahi
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- purkon hidayat
Gagasan tentang juru selamat yang dijanjikan merupakan salah satu keprihatinan terdalam umat manusia; keprihatinan yang tidak hanya terikat pada masa depan yang jauh, tetapi juga pada kualitas kehidupan manusia saat ini.
Pemikiran dan Teladan Politik Sayyidah Fatimah Azzahra: Relevansi dan Inspirasi untuk Kehidupan Kontemporer” (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Dina Soleiman
Metode ketiga: Khutbah atau orasi politik. Berorasi secara terbuka untuk menyampaikan kebenaran dan menekan ketidakadilan adalah metode lain yang diterapkan Sayyidah Fatimah. Hal ini juga terlihat pada perjuangan perempuan Palestina, yang menyampaikan protes mereka kepada dunia secara terbuka.
Pemikiran dan Teladan Politik Sayyidah Fatimah Azzahra: Relevansi dan Inspirasi untuk Kehidupan Kontemporer” (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Dina suleiman
Dengan meneladani Sayyidah Fatimah, kita belajar untuk menjadi pribadi yang berani, mandiri, dan siap berjuang untuk kebenaran, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, maupun dalam konteks politik global.
Ketika Al Qur’an Terlontar Dari Mulut Pendurjana
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Habib Ali Umar Al-Habsyi
Dalam berbagai kesempatan, tidak jarang kita menyaksikan bagaimana, manusia-manusia bejat yang seluruh wujudnya terlumuri oleh kekotoran kekafiran, kefasikan dan kemunafikan melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an demi membela kebejatan dan kesesatannya. Al Qur’an mereka jadikan alat untuk mendukung penentangannya kepada Al Qur’an (sendiri). Tentu setelah “memperkosa” ayat-ayat suci Al Qur’an dengan pemaknaan menyimpang.
Induksi dalam Perspektif Gradasi Wujud (6)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Dr. Ir. Dimitri Mahayana, M.Eng.
Berikutnya adalah konsep al-‘aql al-kulli atau Akal Universal dalam filsafat Sadra. Ini merupakan prinsip intelektif kosmik yang menjadi sumber dan horizon kesatuan pengetahuan. Akal Universal ini adalah realitas intermedial antara Yang Mutlak dan dunia partikular, dan merupakan wadah bagi forma-forma universal dan prinsip-prinsip eksistensial yang mendasari keteraturan kosmos.
Kebahagiaan dalam Islam (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Mohammad Adlany Ph. D.
Dengan demikian, Islam memandang kebahagiaan moral dan eksistensial sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan. Dunia dan akhirat bukanlah dua realitas yang berlawanan, melainkan dua tingkat eksistensi yang saling melengkapi. Kebahagiaan hakiki adalah kesinambungan ruhani yang menemukan puncaknya di akhirat, ketika manusia berjumpa dengan Allah
Induksi dalam Perspektif Gradasi Wujud (5)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Dr. Ir. Dimitri Mahayana, M.Eng.
Prinsip keempat dalam filsafat Sadra adalah ashalat al-wujud (أصالة الوجود) atau “primordialitas wujud” . Prinsip ini menyatakan bahwa wujud atau eksistensi adalah realitas primer dan sejati, sedangkan mahiyah atau esensi bersifat sekunder dan hanya konsep mental belaka. Dalam pandangan ini, yang benar-benar ada dan real di dunia luar adalah wujud itu sendiri, bukan esensi-esensi seperti “manusia”, “pohon”, atau “batu”.
Kebahagiaan dalam Islam (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Mohammad Adlany Ph. D.
Dengan demikian, Islam memandang kebahagiaan moral dan eksistensial sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan. Dunia dan akhirat bukanlah dua realitas yang berlawanan, melainkan dua tingkat eksistensi yang saling melengkapi. Kebahagiaan hakiki adalah kesinambungan ruhani yang menemukan puncaknya di akhirat, ketika manusia berjumpa dengan Allah