Artikel
-
Al Qur'an Al Karim
Artikel: 560, Kategori: 4 -
Akidah
Artikel: 44, Kategori: 5 -
Rasulullah & Ahlulbait
Artikel: 340, Kategori: 15 -
Hadits & Ilmu Hadits
Artikel: 7, Kategori: 4 -
Fiqih & Ushul Fiqih
Artikel: 19, Kategori: 2 -
Sejarah & Biografi
Artikel: 98, Kategori: 3 -
Bahasa & Sastra
Artikel: 12, Kategori: 2 -
Keluarga & Masyarakat
Artikel: 1738, Kategori: 3 -
Akhlak & Doa
Artikel: 240, Kategori: 3 -
Filsafat & Irfan
Artikel: 292
Hierarki Ma‘rifat: Allah, Rasul, dan Hujjah (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Mohammad Adlany Ph. D.
Doa yang diajarkan Imam Ja‘far al-Ṣhadiq kepada Zurarah menyingkap bahwa jalan keselamatan tidak bisa ditempuh tanpa hierarki ma‘rifat: mengenal Allah → mengenal Rasul → mengenal Hujjah (Imam). Struktur ini menegaskan bahwa keimanan bukan sekadar pengakuan verbal, melainkan kesadaran epistemologis dan komitmen praktis untuk mengikuti otoritas Ilahi di setiap zaman.
Keadilan Ilahi: Harmoni Dunia dan Kehidupan Abadi (4)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syahid Muthahhari
Islam mengajarkan keseimbangan: dunia adalah ladang, akhirat adalah hasil panen. Barangsiapa menanam dengan benar, ia akan menuai kebaikan abadi. Barangsiapa lalai, ia hanya akan menyesali. Karena itu, Rasulullah saw. sering mengingatkan agar umatnya tidak tertipu oleh dunia. Dalam sebuah hadis beliau bersabda, “Dunia adalah ladang bagi akhirat.” Artinya, segala amal yang dilakukan di sini akan menentukan nasib di sana.
Keadilan Ilahi: Harmoni Dunia dan Kehidupan Abadi (3)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syahid Muthahhari
Untuk menjawab problem keadilan, para ulama Syiah telah memberikan uraian panjang. Salah satu karya yang mendalam adalah ‘Adl-i Ilahi (Keadilan Allah), yang menguraikan prinsip-prinsip filsafat keadilan dalam Islam. Secara singkat, ada beberapa kaidah yang membantu kita memahami persoalan ini. Pertama, bahwa keberagaman adalah syarat kesempurnaan. Bila semua ciptaan seragam, dunia tidak akan memiliki harmoni. Kecantikan baru tampak bila ada keburukan sebagai kontras.
Keadilan Ilahi: Harmoni Dunia dan Kehidupan Abadi(2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syahid Muthahhari
Dari pembahasan dunia dan akhirat, kita sampai pada salah satu pokok penting dalam teologi Islam, yaitu kearifan dan keadilan Allah. Pertanyaan yang sering muncul dalam hati manusia adalah: mengapa dunia tampak penuh dengan ketidaksempurnaan, penderitaan, dan perbedaan nasib? Bagaimana mungkin Allah yang Mahabijaksana dan Mahaadil menciptakan sistem yang demikian?
Keadilan Ilahi: Harmoni Dunia dan Kehidupan Abadi (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syahid Muthahhari
Imam Ali a.s. mengingatkan, “Manusia sedang tidur, ketika mati mereka terbangun.” Dunia ini, dengan segala suka dukanya, hanyalah mimpi singkat. Akhirat adalah kenyataan yang abadi. Siapa yang menyadari hal ini sejak dini, ia akan menjalani hidup dengan lebih tenang, penuh harapan, dan terarah. Dunia hanyalah persinggahan, sedang akhirat adalah rumah sejati kita.
Wasiat Imam Al Askari as. Untuk Para Syi’ah Beliau as
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Habib Ali Umar Al-Habsyi
Sesungguhnya shalawat kepada Rasulullah saw.(dibalas dengan) sepuluh kebaikan. Jagalah apa yang aku wasiatkan kepada kalian dan aku percayakan kalian kepada Allah. Aku titipkan kalian kepada Allah (untuk menjaga kalian). Dan aku ucapkan salam kepada kalian. (Tuhaful ‘Uqûl: 487-488)
Pendidikan Lebih dari Sekadar Sekolah ; Sebuah Refleksi Filosofis dari Relasi Rasulullah dan Imam Ali
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rahameem
Model pendidikan seperti itu tercermin dalam tradisi pesantren di Nusantara. Di pesantren, pendidikan tidak dibatasi oleh ruang kelas atau jam pelajaran. Santri hidup berdampingan dengan guru (kiai) selama 24 jam, menyaksikan langsung bagaimana sang guru beribadah, berbicara, bersikap, dan menyelesaikan masalah. Proses ini melahirkan internalisasi nilai secara mendalam melalui pengulangan (taʿwīd), kebersamaan (ṣuḥbah), dan peneladanan (qudwah).
Tolok Ukur Nilai Amal Perbuatan Manusia dalam Islam (5)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ayatullah Mukḥsin Qara’ati
Keadilan Ilahi menuntut adanya tempat dan waktu bagi pembalasan yang sempurna. Jika dunia ini hanya diakhiri dengan kematian, maka tidak ada keadilan bagi orang-orang saleh yang menderita, dan tidak ada ganjaran bagi para penindas yang hidup dalam kemewahan. Karena itu, logika keadilan meniscayakan adanya Hari Kebangkitan.
Pendidikan Lebih dari Sekadar Sekolah ; Sebuah Refleksi Filosofis dari Relasi Rasulullah dan Imam Ali (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rahameem
Kata education dalam sejarahnya mengandung makna yang jauh lebih luas daripada sekadar sekolah. Ia adalah perjalanan membimbing manusia dari kebodohan menuju kebijaksanaan, dari kebergantungan menuju kemandirian, dari potensi menuju aktualitas. Relasi Rasulullah dan Imam Ali as menunjukkan bagaimana pendidikan sejati dijalankan: bukan hanya melalui lisan, tetapi melalui teladan, pengalaman, dan kebersamaan.
Pendidikan Lebih dari Sekadar Sekolah ; Sebuah Refleksi Filosofis dari Relasi Rasulullah dan Imam Ali (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rahameem
Dengan demikian, pendidikan bukan hanya soal “apa yang diajarkan,” tetapi siapa yang mengajarkan dan bagaimana hidup bersama sang guru membentuk seluruh keberadaan kita. Pendidikan adalah proses menjadi manusia seutuhnya dan itu, sebagaimana ditunjukkan oleh Rasulullah kepada Ali, hanya mungkin tercapai jika ilmu dipadukan dengan adab, pengetahuan dengan pengalaman, dan akal dengan hati.