Filsafat & Irfan
Rumus Mencintai Tuhan dari Ibn Athaillah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhammad Az-Zamami
- Sumber:
- alif.id

Maka, dua cerita tadi memberikan kita gambaran bahwa jika ibadah sudah menjadi kebutuhan, konsekuensi apa pun akan diterima, yang penting dia mampu menunaikan kebutuhannya tersebut. Alangkah indahnya jika suatu ibadah sudah menjadi kebutuhan kita. Tanpa paksaan dan iming-iming apa pun, kita akan terus beribadah dan beribadah terus dengan rasa senang dan nyaman. Wallahu ‘Alam
Apakah metode filsafat jauh lebih mengakar ketimbang metode agamis?
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- tanyaislam
Untuk menjawab pertanyaan ini kiranya kita perlu terlebih dahulu mendedah definsi filsafat kemudian menemukan hubungan dan benang merah antara filsafat dan agama.
Abu Yazid, Kedalaman Cinta, dan Tanggung Jawab Sosial
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Imam Nawawi
- Sumber:
- Qasim Muhammad Abbas, Abu Yazid al-Basthami, Damascus: l-Mada, 2004.
Di saat-saat genting seperti sekarang ini, di masa pagebluk dan pandemi, ajaran cinta kasih Abu Yazid al-Busthomi dibutuhkan. Walaupun tidak dapat dikatakan secara spesifik siapa yang harus memulai lebih dahulu; pemerintah yang harus memikirkan nasib rakyat, ataukah rakyat yang harus mendukung program pemerintah; tetapi tanggung jawab itu ada di pundak bersama, dengan melangkah bersama, harmonis-sinergis. Melempar egoisme jauh-jauh.
Bagaimana pendapat para filosof tentang salat?
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- iQuest
Filsafat adalah sebuah ilmu yang berkaitan dengan masalah-masalah umum dan universal tentang keberadaan dan tidak memberi pandangan secara langsung terkait dengan masalah-masalah kecil tentangnya.
Hakikat Dunia di Mata Para Sufi
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Mushofa
- Sumber:
- Alif
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: الإِمَامُ الْعَادِلُ ….
Artinya:
“Ada tujuh golongan manusia yang nanti akan dinaungi Allah dalam naungan ‘arasy-Nya pada hari yang tiada naungan selain naungan Allah, yaitu : seorang pemimpin yang adil.” (HR. Muslim)
Apakah kaitan antara irfan dan pengenalan jiwa?
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- iQuest
Syaikh Syihabuddin Suhrawardi dalam kitab Hikmah al-Asyrâf mengungkapkan dua argumentasi atas kehadiran makrifat jiwa dan transmutasi atau perubahan pengenalannya melalui pengetahuan-pengetahuan perolehan (hushuli), dimana kesimpulan dari kedua argumentasi tersebut adalah bahwa manusia bukan hanya tidak bisa mengenali jiwanya sendiri melalui aksi dan reaksinya, bahkan juga tidak bisa melalui penjelasan manapun mengenai pemahaman akal, melainkan keberadaan setiap individu berkaitan dengan hakikat yang hanya bisa diidentifikasi dengan penyaksian irfani.
Makna Jihad al-Nafs, Jihad Melawan Hawa Nafsu (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ayatullah Husain Mazhahiri
Terkadang Imam Ja’far Shadiq berbisik kepadanya, dan terkadang Jabir yang berbicara kepada Imam Ja’far Shadiq. Saya pun duduk di samping Imam Ja’far untuk beberapa saat, dan kemudian keluar. Jabir melihat saya, sementara saya terheran-heran. Jabir bertanya, ‘Apakah engkau hendak kembali ke Kufah?’ Saya menjawab, ‘Ya.’ Jabir berkata, ‘Pejamkan kedua matamu dan peganglah tanganku.’ Kemudian saya membuka kedua mataku, tiba-tiba saya telah berada di Kufah.”
Makna Jihad al-Nafs, Jihad Melawan Hawa Nafsu (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ayatullah Husain Mazhahiri
- Sumber:
- icc-jakarta
Manusia mempunyai kelebihan di antara semua makhluk. Kelebihan itu ialah bahwa manusia mempunyai dua dimensi. Pertama, dimensi materi, yang di dalam filsafat dinamakan juga dengan dimensi hewani. Di dalam filsafat, jisim manusia dinamakan dengan gharizah (insting) atau raghbah (kecenderungan), sementara di dalam ilmu akhlak dan irfan Islami dinamakan dengan orientasi hewani, atau dimensi hewani manusia.
Imam Khomeini: Perjalanan dari Nol Menuju Nol
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ustaz Husein Alkaff
Sadar bahwa diri lemah, miskin dan bodoh merupakan titik balik pada jati diri dan hakikat manusia yang sesungguhnya. Manusia yang belum sadar tentang itu berarti belum paham tentang jati diri dan hakikat dirinya. Dia hanya ada pada kondisi merasa kuat, kaya dan pintar, tetapi apa makna sebuah perasaan?
Potensi Manusia Menurut Filsuf Persia
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. sutiawan
“Kalau kalian menemukan kemampuan diri dan kalian merasa ada potensi untuk menjadi Ustadz yang baik, Guru yang baik, Mufasir yang baik, Hakim yang baik, Filosof yang baik, Ahli kalam yang baik, Faqih yang baik, serta Ahli Ushul yang baik, janganlah kalian membuang percuma umur kalian.” tuturnya.
Etika Lingkungan Hidup sebagai Konsekuensi Tauhid
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fardiana Fikria Qur’any, M. Ud
- Sumber:
- ikmalonline
Kembali pada definisi iman, bahwa iman bukan saja mengucapkan dengan lisan yaitu, bersayahadat, melainkan juga menetapkan di hati dan membuktikannya lewat perbuatan. Pembuktian keimanan lewat perbuatan dalam konteks lingkungan hidup ialah, menjaga, merawat dan melestarikan alam semesta hingga alam menemui keharmonisan dan keseimbangannya.
Prinsip dan Kriteria Kausalitas
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fardiana Fikria Qurany
- Sumber:
- ikmalonline
Pandangan kaum esensialis masih terjebak dalam tataran konseptual. Bahwa suatu esensi hanya lingkup mental belaka, sehingga dengan mengatakan “ia mungkin menerima wujud” adalah konstruksi rasional dan bukan kenyataan. Karena dalam kenyataannya, tidak mungkin ada esensi yang justru keberadaannya masih mungkin baginya.
Konsepsi Kausalitas dan Urgensinya
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fardiana Fikria Qurany
- Sumber:
- ikmalonline
Manusia tidak saja bernalar dengan kausalitas namun mampu mengembangkan sistem kausalitas pada tataran teoritis, sehingga mampu sampai pada keharusan akan adanya wujud mutlak sebagai sumber dari segala yang maujud. Dan konsep kausalitas nantinya tidak saja berkisar pada dunia obyektif material tapi juga dapat menjadi fondasi untuk menyingkap pola-pola metafisik sehingga dapat memberi makna yang luas akan hakikat kehidupan.
Ideologi Islam; Perspektif Ruhaniah Masyarakat dan Sejarah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fardiana Fikria Qur’any
- Sumber:
- ikmalonline
Di dalam Islam, Amar Makruf Nahyi Munkar sangat berurusan dengan jiwa manusia. Segala perintah dan larangan yang diatur di dalamnya tidak lain adalah jalan bagi jiwa untuk mendapatkan kestabilannya. Stabilitas jiwa didapatkan karena adanya koneksi dengan Allah SWT.
Dari tiga faktor penyebab jatuh-bangunnya suatu masyarakat di dalamnya semua tergantung bagaimana kualitas jiwa suatu masyarakat tersebut dibangun. Jiwa adalah dimensi dari ruhaniyah yang ada di dalam diri manusia.
Kesimpulan yang bisa kita ambil di sini, bahwa sistem masyarakat Islam dibangun berdasarkan hakikat masyarakat itu sendiri yaitu, dimensi ruhanuyahnya bukan materil atau bendawinya.
Konsepsi Sejarah Menurut Murtadha Muthahhari
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fardiana Fikria Qur’any, M. Ud
- Sumber:
- ikmalonline
Kesimpulannya ialah, bahwa menurut Mtuhahhari ideologi Islam yang berasaskan tauhid, menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan memperjuangkan nilai kemanusiaan adalah sesuatu yang berdasarkan pada kekuatan ruhaniyah, non material, bukan material apalagi sampai pada basis pembagian kelas level ekonomi, bukan sama sekali.
Argumentasi Integrasi Keilmuan Islam (Ilmuisasi Islam)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fardiana Fikria Qurany, M. Ud
- Sumber:
- ikmalonline.com
Untuk itu, integrasi keilmuan, mesti berangkat dari suatu analisa atas struktur berpikir (epistemologi) dari setiap disiplin keilmuan. Maka di dalam rancang bangun filsafat Islam, asas epistemologisnya dalag rasional, yakni gugus konsepsi-konsepsi yang bersifat pasti (awwaliyyat-badihiyyat). Tanpa sandaran kepastian rasional maka seluruh teori pengetahuan tak akan pernah dapat diabsahkan karena tiadanya dasar yang absah. Termasuk dalam hal ini adalah agama dan spiritualitas. Agama dan spiritualitas dalam dinamika ini tidak diletakkan sebagai doktrin yang diterima kebenarannya secara subyektif, namun ia diletakkan sebagai premis-premis layak dikaji sesuai dengan bangunan epistemologi rasional.
Filosofi Perbedaan Hukum Lelaki dan Perempuan (1)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- ikmalonline.com
Islam memiliki filosofi tersendiri terkait hak-hak lelaki dan perempuan. Islam tidak meyakini satu jenis hak, satu jenis kewajiban dan satu jenis hukuman bagi lelaki maupun perempuan dalam semua ihwal dan peristiwa. Islam memandang seperangkat hak dan kewajiban dan hukuman lebih pantas untuk lelaki dan seperangkat lain lebih pantas untuk perempuan. Karena itu, dalam beberapa hal, Islam mengambil sikap dan langkah yang sama terkait perempuan maupun lelaki, dan pada sebagian lainnya mengambil langkah dan sikap yang berbeda.
Inilah Kekuatan Jin Yang Harus Kamu Ketahui (Part 2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- sutiawan
Dari pembahasan sebelumnya, kita telah mengenal bahwa jin mempunyai kekuatan untuk merasuki tubuh manusia dan jin dengan kekuatannya bisa memindah sesuatu yang berat dari tempat yang jauh dengan cepat. Seperti yang dilakukan oleh Ifrit di zaman kehidupan Nabi Sulaiman as.
Inilah Kekuatan Jin Yang Harus Kamu Ketahui (Part 1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- sutiawan
Mampu masuk ke dalam sebuah badan manusia dengan mudah bahkan jin pun bisa dengan mudah untuk masuk kedalam sebuah pohon. Setelah masuk, mereka kadang akan mengganggu si pemilik tubuh. Atau bahkan jin pun mampu masuk ke bawah tanah yang mana bawah tanah merupakan tempat tinggal sebagian para jin.
Inilah Nama Jin Yang Paling Pertama Diciptakan Allah Swt
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- sutiawan
Dari sini kita mengetahui bahwa hikmah dari penciptaan jin dan manusia adalah untuk menyembah Allah swt.
Mari kita kembali ke pertanyaan sebelumnya. Siapakah jin pertama yang diciptakan oleh Allah swt. Untuk menjawab pertanyaan ini mari kita merujuk hadits dari Sayidina Ali bin Abi Thalib kwj yang mana beliau adalah seorang pintu ilmu Nabi.