Filsafat & Irfan
Prinsip dan Kriteria Kausalitas
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fardiana Fikria Qurany
- Sumber:
- ikmalonline
Pandangan kaum esensialis masih terjebak dalam tataran konseptual. Bahwa suatu esensi hanya lingkup mental belaka, sehingga dengan mengatakan “ia mungkin menerima wujud” adalah konstruksi rasional dan bukan kenyataan. Karena dalam kenyataannya, tidak mungkin ada esensi yang justru keberadaannya masih mungkin baginya.
Konsepsi Kausalitas dan Urgensinya
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fardiana Fikria Qurany
- Sumber:
- ikmalonline
Manusia tidak saja bernalar dengan kausalitas namun mampu mengembangkan sistem kausalitas pada tataran teoritis, sehingga mampu sampai pada keharusan akan adanya wujud mutlak sebagai sumber dari segala yang maujud. Dan konsep kausalitas nantinya tidak saja berkisar pada dunia obyektif material tapi juga dapat menjadi fondasi untuk menyingkap pola-pola metafisik sehingga dapat memberi makna yang luas akan hakikat kehidupan.
Ideologi Islam; Perspektif Ruhaniah Masyarakat dan Sejarah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fardiana Fikria Qur’any
- Sumber:
- ikmalonline
Di dalam Islam, Amar Makruf Nahyi Munkar sangat berurusan dengan jiwa manusia. Segala perintah dan larangan yang diatur di dalamnya tidak lain adalah jalan bagi jiwa untuk mendapatkan kestabilannya. Stabilitas jiwa didapatkan karena adanya koneksi dengan Allah SWT. Dari tiga faktor penyebab jatuh-bangunnya suatu masyarakat di dalamnya semua tergantung bagaimana kualitas jiwa suatu masyarakat tersebut dibangun. Jiwa adalah dimensi dari ruhaniyah yang ada di dalam diri manusia. Kesimpulan yang bisa kita ambil di sini, bahwa sistem masyarakat Islam dibangun berdasarkan hakikat masyarakat itu sendiri yaitu, dimensi ruhanuyahnya bukan materil atau bendawinya.
Konsepsi Sejarah Menurut Murtadha Muthahhari
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fardiana Fikria Qur’any, M. Ud
- Sumber:
- ikmalonline
Kesimpulannya ialah, bahwa menurut Mtuhahhari ideologi Islam yang berasaskan tauhid, menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan memperjuangkan nilai kemanusiaan adalah sesuatu yang berdasarkan pada kekuatan ruhaniyah, non material, bukan material apalagi sampai pada basis pembagian kelas level ekonomi, bukan sama sekali.
Argumentasi Integrasi Keilmuan Islam (Ilmuisasi Islam)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fardiana Fikria Qurany, M. Ud
- Sumber:
- ikmalonline.com
Untuk itu, integrasi keilmuan, mesti berangkat dari suatu analisa atas struktur berpikir (epistemologi) dari setiap disiplin keilmuan. Maka di dalam rancang bangun filsafat Islam, asas epistemologisnya dalag rasional, yakni gugus konsepsi-konsepsi yang bersifat pasti (awwaliyyat-badihiyyat). Tanpa sandaran kepastian rasional maka seluruh teori pengetahuan tak akan pernah dapat diabsahkan karena tiadanya dasar yang absah. Termasuk dalam hal ini adalah agama dan spiritualitas. Agama dan spiritualitas dalam dinamika ini tidak diletakkan sebagai doktrin yang diterima kebenarannya secara subyektif, namun ia diletakkan sebagai premis-premis layak dikaji sesuai dengan bangunan epistemologi rasional.
Filosofi Perbedaan Hukum Lelaki dan Perempuan (1)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- ikmalonline.com
Islam memiliki filosofi tersendiri terkait hak-hak lelaki dan perempuan. Islam tidak meyakini satu jenis hak, satu jenis kewajiban dan satu jenis hukuman bagi lelaki maupun perempuan dalam semua ihwal dan peristiwa. Islam memandang seperangkat hak dan kewajiban dan hukuman lebih pantas untuk lelaki dan seperangkat lain lebih pantas untuk perempuan. Karena itu, dalam beberapa hal, Islam mengambil sikap dan langkah yang sama terkait perempuan maupun lelaki, dan pada sebagian lainnya mengambil langkah dan sikap yang berbeda.
Inilah Kekuatan Jin Yang Harus Kamu Ketahui (Part 2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- sutiawan
Dari pembahasan sebelumnya, kita telah mengenal bahwa jin mempunyai kekuatan untuk merasuki tubuh manusia dan jin dengan kekuatannya bisa memindah sesuatu yang berat dari tempat yang jauh dengan cepat. Seperti yang dilakukan oleh Ifrit di zaman kehidupan Nabi Sulaiman as.
Inilah Kekuatan Jin Yang Harus Kamu Ketahui (Part 1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- sutiawan
Mampu masuk ke dalam sebuah badan manusia dengan mudah bahkan jin pun bisa dengan mudah untuk masuk kedalam sebuah pohon. Setelah masuk, mereka kadang akan mengganggu si pemilik tubuh. Atau bahkan jin pun mampu masuk ke bawah tanah yang mana bawah tanah merupakan tempat tinggal sebagian para jin.
Inilah Nama Jin Yang Paling Pertama Diciptakan Allah Swt
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- sutiawan
Dari sini kita mengetahui bahwa hikmah dari penciptaan jin dan manusia adalah untuk menyembah Allah swt. Mari kita kembali ke pertanyaan sebelumnya. Siapakah jin pertama yang diciptakan oleh Allah swt. Untuk menjawab pertanyaan ini mari kita merujuk hadits dari Sayidina Ali bin Abi Thalib kwj yang mana beliau adalah seorang pintu ilmu Nabi.
Hakikat Segala Sesuatu: Bentuk dan Makna
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fardiana Fikria Qurany
- Sumber:
- ikmalonline.com
Akal memang mampu menangkap ilmu dan mengembangkannya. Tapi ia hanya berupa gambaran-gambaran, sementara sang makna harus disingkap dengan cara yang lain, yakni hati yang penuh cinta. Hati dan cinta menjadi alat epistemologis yang khas bagi kaum sufi. Karena pada mulanya adalah Tuhan yang Maha Cinta. Dan semua terjadi karena Cinta. Karena bagi Tuhan segala sesuatu terjadi di bawah kuasa dan izinNya sehingga tidak mungkin terjadi suatu hal yang dibenciNya sendiri. Sementara kebaikan dan keburukan sebagaimana berlaku dalam kategori etis yang berkaitan dengan kemaslahatan manusia sendiri. Karena kebaikan manusia tak menambah apa-apa pada kekuasaan Tuhan yang secara hakikat sempurna, begitu pula keburukan manusia pun tak mengurangi apa-apa dari kekuasaanNya.
Ruh, Hati dan Akal
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fardiana Fikria Qurani
- Sumber:
- ikmalonline.com
Manusia adalah makhluk bereksistensi. Ia ada sebagai bagian dari yang hadir di alam realitas. Sebagai bagian tersebut, ia ada secara bersamaan dengan entitas-entitas alam yang lain: langit, bumi, tumbuhan hewan dan sebagainya. Namun cara bereksistensi manusia amatlah khas. Pusat keunikan eksistensi manusia adalah kesadaran bahwa dirinya eksis. Karena kesadaran inilah yang menjadikan manusia tak sekedar menyadari dirinya yang eksis tapi lebih dari itu ia dapat bertanya ‘mengapa ia mesti eksis?’.
Pandangan Ahli Tasawuf tentang Iman: Bertambah dan Berkurang
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fajar Hidayatulloh Ahmad
- Sumber:
- alif.id
(ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.
Latar Belakang Kemunculan Pergulatan Integrasi Ilmu Dalam Epistemologi Islam
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fardiana Fikria Qur’any, M. Ud
- Sumber:
- ikmalonline.com
Dalam epistemologi terdapat beberapa aliran pengetahuan. Masing-masing aliran memiliki pemahaman tentang apa yang disebut sebagai pengetahuan. Ada yang menganggap pengetahuan adalah sesuatu yang dialami (kaum empiris). Ada yang menganggap pengetahuan adalah sesuatu yang ada di pikiran saja (kaum rasionalis). Kaum empiris cenderung objektif yakni melihat pada objek kasat matanya saja, sedangkan kaum rasionalis cenderung subjektif karena bersandar pada konsep yang ada pada pikirannya. Problem inilah yang sebenarnya harus diselesaikan terlebih dahulu, sebelum membicarakan integrasi keilmuan. Karena problem integrasi adalah problem epistemologis.
Argumentasi Epistemologis Integrasi Ilmu (1) Islamisasi Ilmu Pengetahuan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fardiana Fikria Qur’any, M. Ud.
- Sumber:
- ikmalonline.com
Salah satu gagasan yang berusaha untuk mencari titik temu antara agama dengan ilmu pengetahuan adalah konsep islamisasi ilmu pengetahuan. Gagasan ini dipelopori oleh Ismail Raji al-Faruqi dan Naquib al-Attas. Meskipun keduanya memiliki semangat mempertemukan kembali antara agama dengan ilmu pengetahuan, namun keduanya memiliki penekanan yang berbeda didasari pada apa yang menjadi problem mendasar keterpisahan antara ilmu pengetahuan dan agama itu sendiri.
Manusia dan Eksistensi Jiwanya
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fardiana Fikria Qurani
- Sumber:
- ikmalonline.com
Namun logika ini tidak serta merta mereduksi eksistensi materi pada dirinya. Materi sebagai eksistensi pada realitas tetaplah eksis sekalipun tidak dikonsepsi, tapi makna materialitasnya hanya mungkin dimengerti secara konseptual (jiwa). Maka mengakui adanya yang disebut ‘materi’ telah dengan sendirinya meneguhkan eksistensi jiwa yang memaknainya sebagai materi. Sehingga menolak keberadaan jiwa dan hanya meyakini eksistensi materi dengan sendirinya menolak materi itu sendiri. Karena bagaimana pun suatu eksistensi pada dirinya hanyalah eksistensi, ia disebut materi lantaran kemampuan kita mempersepsinya dengan indra. Tanpa persepsi indrawi sesuatu hanyalah eksistensi dan belum dapat dimaknai sebagai materi.
Pandangan Irfan: Terobosan Spiritual atas Filsafat Ketuhanan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fardiana Fikria Qurani
- Sumber:
- ikmalonline.com
Maka, untuk mengenal agama secara hakiki, seseorang mesti mensucikan jiwanya. Argumen logis-rasional adalah prakondisi yang memberi ruang kemungkinan pada nalar untuk menerima keberadaan Tuhan, namun penetapan realitas Tuhan sebagai wujud absolut hanya mungkin bagi jiwa yang tersucikan. Dengan begitu, kenabian merupakan guidance yang akan membimbing manusia untuk berjalan menuju kesusian jiwa dimana dengan kesucian tersebut, Tuhan akan menampakkan diriNya (dalam AsmaNya) yang akan membuat jiwa akan tunduk sepenuhnya (Islam).
Argumen Tauhid Ibnu Sina
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Nano Warno, Ph.D
- Sumber:
- IKMALONLINE.COM
Argumen adalah senjata para filsuf dalam menjustifikasi, dan menemukan teori-teori filsafat. Argumen ini berdasarkan kepada premis-premis yang bervariasi yang lahir dari berbagai wawasan keilmuan. Dan berkat argumen Ibnu Sina juga dapat menjustifkkasi seacara rasioanl dan logis, tidak hanya eksistensi Tuhan tapi juga ketunggalannya. Argumen tauid ini pada gilirannya yang akan memperkuat keyakinan-keyakinan teologis.
Jalaluddin Rumi dan Irfan
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- ikmalonline.com
Rumi terbang tinggi di atas sayap spiritualitas dan pemikiran ruhaniahnya melampaui batasan ruang dan waktu. Pengaruhnya dapat disaksikan dalam pemikiran tokoh-tokoh besar sekelas Hegel. Oleh karena itulah, Rumi mampu melangkahkan kaki melampaui bahasa dan budaya tidak hanya sebagai seorang arif muslim, bahkan sebagai arif dan hakim yang tidak berafiliasi kepada cara tertentu.
Paradigma Realisme dan Irrealisme dalam Filsafat Moral
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fardiana Fikria Qurani
- Sumber:
- ikmalonline.com
Filsafat moral merupakan suatu diskursus yang cukup fudamental dalam kehidupan manusia. Karena filsafat moral hadir untuk melakukan evaluasi rasional baik berupa kritik maupun konstruksi terhadap pandangan-pandangan moral yang telah hidup dan berlangsung menjadi kesadaran manusia.
Filsafat Moral: Kebutuhan Jiwa pada Moral
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Fardiana Fikria Qurany
- Sumber:
- ikmalonline.com
Sementara pada sisi batin, puncak dari kebaikan adalah makrifat, yaitu jiwa yang mengenal diri dan Tuhannya. Sehingga ajaran moral (akhlak), hukum (syariat) tiada lain untuk menghantarkan jiwa manusia untuk sampai kehadhiratNya, karena kembali padaNya adalah kebahagiaan tertinggi bagi jiwa.