Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Filsafat & Irfan

Diskursus Kosmologi Islam II: Ikhwan al-Shafa

Diskursus Kosmologi Islam II: Ikhwan al-Shafa

Selain itu, Ikhwan al-shafa memberikan dua makna kepada ungkapan alam atas dan alam bawah. Yang pertama alam atas diberi makna alam falak atau langit sedangkan alam bawah diberi makna bumi dengan segala kandungannya dan angkasa sekeliling bumi yang berada di bawah falak bulan. Yang kedua alam atas diberi makna alam surga sedangkan alam bawah berarti jahannam atau neraka.

Baca Yang lain

Diskursus Kosmologi Islam II: Ikhwan al-Shafa

Diskursus Kosmologi Islam II: Ikhwan al-Shafa Selain itu, Ikhwan al-shafa memberikan dua makna kepada ungkapan alam atas dan alam bawah. Yang pertama alam atas diberi makna alam falak atau langit sedangkan alam bawah diberi makna bumi dengan segala kandungannya dan angkasa sekeliling bumi yang berada di bawah falak bulan. Yang kedua alam atas diberi makna alam surga sedangkan alam bawah berarti jahannam atau neraka.

Baca Yang lain

Diskursus Kosmologi Islam: al-Farabi dan Ibn Sina

Diskursus Kosmologi Islam: al-Farabi dan Ibn Sina Kosmologi berasal dari bahasa Inggris yaitu, Cosmology yang terdiri dari dua kata yaitu, cosmos yang berarti alam semesta, keteraturan dan logos berarti ilmu. Secara bahasa, kosmologi adalah ilmu yang membahas tentang alam semesta baik asal mula maupun strukturnya. Kosmologi merupakan persoalan yang berhubungan dengan asal mula alam semesta, keberadaannya hingga kepunahannya. Beragam pendekatan digunakan untuk mengetahui persoalan alam semesta seperti fisika, astronomi hingga filsafat.

Baca Yang lain

Kosmologi dan Manusia sebagai “Makrokosmos”

Kosmologi dan Manusia sebagai “Makrokosmos” Alam terkait dengan konsepsi mengenai Ruang dan Waktu. Yakni segala jenis fenomena yang muncul, terjadi dalam ruang dan waktu, artinya terbatas. Jika kemarin sore kita sedang membaca buku, maka tindakan tersebut tak akan mungkin terulang lagi, karena waktu membatasi kita. Kemarin adalah kemarin, esok adalah esok, dan sekarang adalah sekarang.

Baca Yang lain

Potret Perjuangan Ulama(1): Rihlah dan Lelah

Potret Perjuangan Ulama(1): Rihlah dan Lelah Menurut bahasa, rihlah diartikan dengan pergi atau berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan sebuah niat dan tujuan. Rihlah –yang sudah menjadi bahasa Indonesia– telah menjadi “مقصد أساسي” atau salah satu metode utama para ulama dalam menuntut ilmu.

Baca Yang lain

Bedah Konsep Manusia Bersama Muthhahhari, Analisa Konsep Fitrah: Sebuah Pengantar

Bedah Konsep Manusia Bersama Muthhahhari, Analisa Konsep Fitrah: Sebuah Pengantar Manusia adalah makhluk misterius. Demikian kata yang dapat kita lontarkan guna menggambarkan begitu rumitnya memahami obyek yang bernama manusia. Deretan pemikir berjibaku memberikan sejumlah interpretasi menyangkut eksistensi dan segala aneka macam yang berkaitan dengan diri dan sosok manusia.

Baca Yang lain

Pandangan Dunia Islam Perspektif Murtadha Muthahhari

Pandangan Dunia Islam Perspektif Murtadha Muthahhari Abad ke-19 hingga 20an merupakan suatu tonggak sejarah yang amat menentukan. Dimana narasi-narasi besar dunia mengemuka. Narasi yang terlahir dari ragam elemen-elemen pemikiran ilmiah-empirik-rasional saling berkontestasi mengukuhkan sistem sosial dunia. Tidak hanya soal sains yang telah lebih dulu menemukan titik awal revolusinya. Tapi konsepsi tentang manusia, sejarah dan masyarakat.

Baca Yang lain

Murtadha Muthahhari: Kritik atas Materialisme Historis(2)

Murtadha Muthahhari: Kritik atas Materialisme Historis(2) Secara ontologis, jiwa memiliki kenyataannya sendiri sementara materi memiliki kenyataannya sendiri, namun dalam pertautan epistemologi tidak mungkin tidak pasti dimulai dari kenyataan-kenyataan material. Di sinilah Marx tidak memilah mana materi dan jiwa dalam pengertian ontologis dan epistemologis.

Baca Yang lain

Murtadha Muthahhari: Kritik atas Materialisme Historis(1)

Murtadha Muthahhari: Kritik atas Materialisme Historis(1) Setidaknya ada tiga prinsip yang menjadi dasar pandangan Materialisme Historis yang memiliki konsekuensi pada hal-hal lainnya. Pertama, yang mendasar di realitas alam ini ialah, materi bukan jiwa. Kedua, tindakan merupakan kunci dan kriteria berpikir. Ketiga, kemendasaran dimensi material pada masyarakat.

Baca Yang lain

Deradikalisasi Kelompok Radikal Melaui Metode Sufisme dan Irfan 2

Deradikalisasi Kelompok Radikal Melaui Metode Sufisme dan Irfan 2 Konteks deradikalisasi dapat dilakukan dalam beberapa tahap, jadi tidak bisa langsung dilakukan pengobatan, ibarat ingin menanam sayur di ladang, setelah selesai mencangkul maka harus dibersihkan dulu dari akar-akar yang mengganggu, dari batu-batu kerikil dan lainnya, diberi kapur sehingga tanah menjadi netral jadi tidak langsung ditanami terlebih dahulu.

Baca Yang lain

Deradikalisasi Kelompok Radikal Melaui Metode Sufisme dan Irfan

Deradikalisasi Kelompok Radikal Melaui Metode Sufisme dan Irfan Tasawuf (Tasawwuf) atau Sufisme (bahasa Arab: تصوف, ) adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlak, membangun dhahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan zuhud (menjauhi hal duniawi) dalam Islam, dan dalam perkembangannya melahirkan tradisi mistisme Islam.[1] Pelaku dari amalan ini sering disebut dengan sufi.

Baca Yang lain

Cinta Rabiah Adawiyah

Cinta Rabiah Adawiyah Rabiah Adawiyah mencintai Rasulullah saw dengan cinta yang luar biasa, para sejarawan menyebutkan bahwa ibadahnya sangat baik dan sempurna, yang jarang ditemukan ibadah seperti itu pada kalangan kaum pria apalagi kalangan kaum Hawa. Rabiah terbiasa melakukan shalat 1000 rakaat sehari semalam. Pernah ada orang bertanya kepadanya  “Apa yang engkau inginkan dengan ibadah ini ?” Rabiah menjawab “Aku melakukannya untuk menggembirakan Rasulullah pada hari kiamat dimana beliau akan berkata kepada para Nabi “Lihatlah dari salah seorang wanita umatku yang memiliki amalan seperti ini !”.

Baca Yang lain

Syekh Ahmad Jam: Kisah Hijrah Seorang Sufi

Syekh Ahmad Jam: Kisah Hijrah Seorang Sufi Awal musim panas, Juni 2019. Matahari pagi itu terasa begitu menyengat, padahal jam di tangan saya baru menunjukkan pukul sembilan. Pada sebuah papan petunjuk tertulis nama kota “Torbat-e Jam”. Sesungguhnya, kota ini tidak pernah ada dalam destinasi kami. Pemilik rumah tradisional di Nashtifan, menyarankan kami untuk singgah ke tempat ini. “Kalian tidak akan menyesal. Di sana ada makam sufi besar, Syekh Ahmad Jam,” katanyaya penuh keyakinan.

Baca Yang lain

Irfan Sebagai Solusi yang Mulai Digandrungi

Irfan Sebagai Solusi yang Mulai Digandrungi Di alam kosmik, umat manusia seperti sebuah bola yang dilemparkan ke angkasa dengan dibekali energi potensial untuk terbang ke Alam Semesta raya. Tapi daya Tarik grafitasilah yang menarik mereka sehingga bisa bersandar pada planet bumi. Manusia secara materi pun sebenarnya sangat berkekurangan. Manusia bukan apa-apa, penuh kebergantungan kepada hal-hal lain. Jadi untuk menempel di bumi saja sebenarnya manusia sangat bergantung dengan gravitasi bumi

Baca Yang lain

Ngaji Rumi: Tuma’ninah, Jurus Ampuh di Era Modern

Ngaji Rumi: Tuma’ninah, Jurus Ampuh di Era Modern Tuhan mencipta alam dengan perlahan     hingga menyempurna tujuh tahapan     Bisa saja Ia berfirman kun fayakun     seratus bumi dan langit mewujud

Baca Yang lain

Logika Munafik

Logika Munafik Pernah ada seorang selebritis yang menjelaskan aktivitasnya dalam mencari kehidupan duniawiah. Demi mengejar bayaran yang tinggi, dia siap melakoni jadwal pentas sepadat apapun. Mumpung masih muda dan sedang berada di awang-awang popularitas, katanya. Terkadang norma-norma sosial dan agama dilabrak tanpa ampun. Mengumbar aurat pun tidak membuatnya merasa malu. Katanya, “Saya nggak mau munafik-lah!”

Baca Yang lain

Ajaran Tasawuf-Suluk Sayidina Imam Ja’far ash-Shadiq Yang Diijazahkan Kepada ‘Unwan Bashri (Bagian Pertama)

Ajaran Tasawuf-Suluk Sayidina Imam Ja’far ash-Shadiq Yang Diijazahkan Kepada ‘Unwan Bashri (Bagian Pertama) Riwayat ‘Unwan Bashr[1]i merupakan pedoman berharga bagi para penempuh jalan ahlul bait. Riwayat ini mendapat perhatian khusus ‘urafa dan salikin dan Al-Majlisi menyaksikan riwayat ini dengan tulisan tangan Syekh Baha’i dan menukilnya dalam kitab Bihar al-Anwar.

Baca Yang lain

Pelajaran Filsafat Hikmah Muta’aliyah Bag. 2 (part2)

Pelajaran Filsafat Hikmah Muta’aliyah Bag. 2 (part2) Menurut keyakinan kami hakikat adalah apa yang dikatakan oleh filosof peripatetik, yaitu keprinsipalitasan wujud. Argumen yang membuktikan kemendasaran eksistensi dijelaskan berikut ini:

Baca Yang lain

Pelajaran Filsafat Hikmah Muta’aliyah Bag. 2 (part1)

Pelajaran Filsafat Hikmah Muta’aliyah Bag. 2 (part1) Sekarang setelah kita ketahui bahwa dalam berhadapan dengan setiap realitas, tergambar dua konsep dalam dzihn (akal, mental) kita, salah satunya konsep wujud dan lainnya mahiyah, pertanyaan berikutnya yang muncul, yang mana dari kedua konsep tersebut yang mempunyai realitas hakiki. Yakni yang mana dari keduanya ini, dalam artian kata yang hakiki dan tanpa majazi, yang mewujud di luar dan membentuk teks realitas di luar?

Baca Yang lain

Pelajaran Filsafat Hikmah Muta’aliyah Bag.1

Pelajaran Filsafat Hikmah Muta’aliyah Bag.1 Kemendasaran eksistensi merupakan pusat dan sentral dari pembahasan filsafat Hikmah Muta’aliyah, dimana Filosof Mulla Sadra memulai pembahasan ini secara panjang lebar dan terpisah dalam buku Al-Asfar Arba’ahnya. Kemahiran Mulla Shadra dalam pembahasan ini (kemendasaran eksistensi dan keiktibaran esensi) memberi landasan kokoh bagi filsafat Hikmat Muta’aliyah dan memberi solusi yang besar terhadap berbagai masalah kefilsafatan, seperti Wahdatul Wujud, Kausalitas, Eskatologi, Free will dan Determinisme, Baik dan Buruk (secara tinjauan eksistensi), dan pembahasan-pembahasan filsafat lainnya.  

Baca Yang lain