Filsafat & Irfan
Tafsiran Tauhid Filosofis dan Irfani dalam Surah Tauhid
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. Syamsunar
- Sumber:
- bagendaali.com

Dalam Surah Tauhid hakikat mutlak tersebut hanya diisyaratkan dengan «هو» , dan nama Allah, Ahad dan Shamad adalah ungkapan-ungkapan, alamat-alamat, dan kelaziman-kelaziman Hak Swt; sementara dzat, sebagaimana yang dijelaskan ahli kasyf dan urafa tidaklah memiliki nama.
TUHAN DI DALAM DIRI KITA
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. Ammar Fauzi Heryadi
- Sumber:
- hpiiran.com
“Dunia ini adalah aula Tuhan, di dalam aula Tuhan janganlah bermaksiat!”.
Hudhuri dan Hushuli; Basis Kebenaran Filsafat Islam
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. Muhammad Nur
- Sumber:
- hpiiran.com
Konsekuensi logis yang bisa kita tarik dari pembahasan di atas, bahwa jika dalam ilmu hudhuri, sama sekali tidak terdapat perantara, baik dari sisi yang diketahui (ma’lum), begitu pula dari sisi yang mengetahui (alim), dan jika antara wujud yang mengetahui dengan wujud yang diketahui berhubungan secara langsung tanpa melalui perantara, maka dalam ilmu hudhuri tidak mungkin terdapat kesalahan.
Mungkinnya Filsafat Syuhudi; Sebuah Pengantar
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Dialihbahasakan oleh : ust Ali ps
- Sumber:
- Dr. Ali Sirvani dalam Seminar filsafat “Imkan Falsafeh Syuhudi”
ثم إن کان ما یلوحه ضرب من النظر مستوراً إلا على الراسخین فی الحکمه المتعالیه“
Khojah Nasiruddin Thusi dalam mengomentari pernyataan di atas mengatakan, “Yakni, masalah-masalah seperti ini adalah tersembunyi bagi para filsuf peripatetik yang tidak bersentuhan dengan hikmah muta’aliyah serta tidak memiliki pengetahuan syuhud”.
Menghampiri Kebenaran dengan Akal
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. Ali PS
- Sumber:
- bagendaali.com
Sangat sering kita mendengar atau membaca di pelbagai media dan literatur (meliputi kitab suci serta buku-buku ilmiah) di mana manusia senantiasa disanjung dan dimuliakan bahkan melebihi para malaikat serta makhluk-makhluk lainnya, baik oleh dirinya sendiri maupun oleh Dia yang menciptakannya. Pujian dan sanjungan atas keunggulan, kelayakan dan keutamaan makhluk bernama manusia ini bukanlah tanpa alasan(Kebetulan). Boleh jadi, alasan-alasan tersebut berupa data-data valid yang dapat dirangkai dan diramu menjadi serentetan proposisi-proposisi rasional tak terbantah, setidaknya mampu menenangkan, jika tidak dapat meyakinkan, setiap kepala yang masih berpikir.
Keserasian Zikrullah dengan Hamasah (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syaikh Jawadi Amuli
- Sumber:
- buku : Jejak Ruhani
Ungkapan seorang arif besar, Muhyiddin ibn Arabi, bahwa zikrullah lebih bernilai ketimbang berperang di jalan Allah,
Ubudiyyah Kepada Allah SWT (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Huzain Mazhahiri
- Sumber:
- dari buku : Meruntuhkan Hawa Nafsu Membangun Rohani
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpah kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. (QS. Al-Ma’arij : 19-21)
Ubudiyyah Kepada Allah SWT (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Huzain Mazhahiri
- Sumber:
- dari buku : “Meruntuhkan Hawa Nafsu Membangun Rohani”
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpah kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. (QS. Al-Ma’arij : 19-21)
Muthahhari dan kebangkitan Islam
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- irib indonesia
“Jangan melihat Islam
hanya sekedar agama yang terdiri dari lima huruf
belaka. Islam bertanggung jawab terhadap seluruh
masalah kerusakan sosial… Islam datang membentuk
sebuah masyarakat, membentuk pemerintahan dan
mereformasi dunia.” (Koleksi karya Muthahhari jilid 17
hal-53.)
Gambaran Bagaimana Seorang Arif Menggapai Tuhannya
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ust. Abdul Husain Khusrupanah
- Sumber:
- shabestan
Mamusia sempurna adalah seorang arif yang tidak hanya
meyakini Tuhannya karena berlogika dan melihat tanda-
tanda-Nya, namun meyakininya karena benar-benar
merasakan Tuhannya dalam wujud dirinya, bersatu dengan
sang Tuhan yang Maha Esa.
Mengurai Makna Syair Sufi
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- islaminesia.com
“Tidak ada huruf dalam hatiku selain huruf alif, karena guruku hanya mengajarkan yang itu saja.”
Pengertian Harakah Jauhariah Mulla Shadra
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- hauzahmaya.com
Harakah Jauhariah atau dalam istilah bahasa Inggrisnya
Substantial Motion adalah sebuah pembahasan falsafi
yang dimulai oleh Mulla Shadra. Harakah Jauhariah
(Gerakan Substansial) adalah gerakakan yang terjadi
pada segala sesuatu (dzatul asya’). Menurut Mulla
Shadra, dalam alam semesta ini Allah swt memercikkan
karunia “wujud” dan segala sesuatu di alam semesta
senantiasa dan selalu dalam keadaan “diciptakan”.
Abdal, Pemimpin Kafilah Ruhani Menuju Allah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Kh Jalaludin Rahmat
- Sumber:
- jalaludinrahmat.com
“Tengoklah kami (sebentar saja) agar kami dapat
memperoleh seberkas cahayamu” (QS 57:13).
karamah para wali
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- KH Jalaluddin Rakhmat
- Sumber:
- JalaluddinRakhmat.com
"wali Allah bukanlah orang yang menghindarkan diri dari masyarakat dan menghabiskan waktu dalam ibadat; bukan juga orang yang mencari sudut masjid dan tidak mau berkiprah dalam perjuangan hidup. wali allah adalah orang-orang yang tabah menghadapi gangguan, godaan, dan tantangan di sekitarnya"
Bayangan Kematian di Perjalanan Waktu
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- jalaludin rahmat
- Sumber:
- REFORMASI SUFISTIK,buku karya beliau
Setiap orang takut terhadap kematian. Ia tak hanya
menjadi ketakutan bagi orang yang banyak dosa, tetapi
juga kengerian bagi hamba-hamba kekasih Tuhan. Namun,
jika kematian bagi pendosa adalah ketakutan berpisah
dengan dunia, maka ia menjadi ketakutan bagi orang
saleh karena khawatir pulang tanpa membawa bekal apa-
apa.
Definisi Pengetahuan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhamad adlany
- Sumber:
- ahlulbaitnabisaw
Dengan memperhatikan pembahasan sebelumnya, menjadi
jelaslah bahwa langkah pertama yang mendasar dalam
kajian-kajian epistemologi adalah penguraian
terperinci, mendetail, dan akurat atas persoalan-
persoalan yang berhubungan dengan substansi dan
definisi pengetahuan. Dengan demikian, sebelum
menjelaskan dan memaparkan perkara-perkara ini,
pembahasan-pembahasan utama epistemologi dan rukun-
rukunnya tidak akan pernah menjadi jelas dan nyata.
Epistemologi dalam Filsafat Barat Modern
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhamad adlany
- Sumber:
- ahlulbaitnabisaw
Filsafat modern dimulai pada zaman Rene Descartes
(1596-1650 M) dan Francis Bacon (1561-1626 M). Akan
tetapi, peran dominan Descartes lebih tampak karena
berupaya mengembangkan aspek-aspek epistemologi dalam
era baru filsafat Barat.
Esensi Pengetahuan dalam Irfan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- mohamad adlany
- Sumber:
- ahlulbait nabi saw
Intuisi mistikal, Jalan Menggapai Pengetahuan Hakiki
Aliran-aliran yang beragam dalam dunia Sufisme atau Irfan memiliki kesatuan pandangan dalam permasalahan yang esensial dan substansial ini dimana mereka menyatakan bahwa pencapaian dan penggapaian hakikat segala sesuatu hanya dengan metode intuisi mistikal dan penitian jalan-jalan pensucian jiwa, bukan dengan penalaran dan argumentasi rasional, karena hakikat suatu makrifat dan pengatahuan adalah menyelami dan meraih hakikat segala sesuatu lewat jalur penyingkapan, penyaksian, intuisi hati, manifestasi-manifestasi batin, dan penyaksian alam metafisika atau alam nonmateri dengan mata batin serta penyatuan dengannya.
Mulla sadra dan pertanyaan tentang realitas(2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Armahedi Mahzar
Dari pengalaman sehari-hari, kita memang tak bisa menyangsikan realitas luar dan realitas dalam pikiran kita. Kedua-duanya ada, kedua-duanya dapat dijadikan subyek alias pokok kalimat berupa kata benda. Semua yang ada dapat dijadikan pokok kalimat. Inilah yang disebut oleh Aristoteles sebagi substansi. Bagaimana menurut Mulla Sadra?
Mulla sadra dan pertanyaan tentang realitas (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Armahedi Mahzar
Dari pengalaman sehari-hari, kita memang tak bisa menyangsikan realitas luar dan realitas dalam pikiran kita. Kedua-duanya ada, kedua-duanya dapat dijadikan subyek alias pokok kalimat berupa kata benda. Semua yang ada dapat dijadikan pokok kalimat. Inilah yang disebut oleh Aristoteles sebagi substansi. Bagaimana menurut Mulla Sadra?